Monday, February 18, 2013
30 HARI PENGAKUAN. DAY 2: AKU SUKA
Aku bertemu dengannya saat aku duduk di kelas 1 SMP. Dia teman sekelasku.
Dia jangkung. Aku bahkan harus mendongak saat menatapnya. Dia berjalan layaknya seorang yang arogan, dia berbicara dengan suara yang lantang, dia tidak pernah bisa diam dan selalu ingin bergerak dan melakukan sesuatu.
Kesan pertamaku terhadapnya sangat tidak menyenangkan. Dia sangat menyebalkan! Dia bahkan melontarkan ejekan-ejekan khas cowok kepada cewek padaku di perkenalan pertama kami. Aku tidak suka padanya! Aku ingin menghindar darinya!
Sialnya, kami duduk di barisan yang bersebelahan. Aku duduk di bangku paling depan (ya! Aku selalu suka duduk di bangku terdepan. Kebiasaan yang bertahan hingga saat ini :D ) dan dia duduk di bangku kedua dari belakang.
Saat itu, aku memang menjadi sekretaris kelas dan kerap ditugasi menghadap guru atau mencatat di kelas. Yah, aku memang tidak pintar, tapi aku termasuk siswi yang cukup rajin (wahihi).
Aku dan dia sangat jauh berbeda. Aku sangat suka Fisika dan membenci Sejarah. Sedangkan dia sangat menyukai Sejarah dan membenci Fisika. Kami tidak pernah berbincang-bincang sebelumnya.
Sampai suatu saat. Dia dan teman-temannya, sesama genk cuek dan badung sedang bermain lempar-lemparan kertas di kelas. Entah mengapa kertas-kertas itu selalu mendarat di kepalaku! Arrrggghh!
Lama kelamaan aku yang sedang ditugasi oleh guru mencatat di depan kelas pun merasa terganggu. Sikapnya sangat menyebalkan. Lalu akupun memutuskan untuk 'melawannya'. Sikap dia tidak bisa terus-terusan diabaikan!
Akupun memungut kertas-kertas itu dan menimpuknya balik. Yang mengherankan adalah bahwa dia menangkapnya dan merasa bahwa akhirnya aku menanggapinya untuk 'bermain'. Saat itu aku akhirnya tak jadi marah, justru tertawa melihat tingkahnya :)
Keesokan harinya, berjalan normal. Sampai dia meminjam Tip-Ex padaku. Entah memang sifatnya yang jail tiada tertahan atau apa, dia tak mau mengambil tip-ex itu dari mejaku dan memintaku berjalan ke mejanya dan mengantarkannya! Menyebalkan! Aku yang memang keras kepala, tak mau kalah dari 'permainan'nya dan akhirnya melemparkan tip-ex itu padanya. Dia menangkap dengan sigap (dia punya refleks yang bagus).
Lalu dia (akhirnya) untuk pertama kalinya memanggil namaku "Rin!" dan melempar tip-exku untuk mengembalikannya. Untungnya (benar-benar beruntung) aku juga punya refleks yang bagus (saat itu) dan menangkap tip-ex yang melayang itu sebelum mengenai jidatku. Tadinya aku ingin marah, namun melihat dia nyengir begitu lebar, ditambah keterkejutan dia memanggil namaku, akhirnya aku hanya bisa tersenyum pasrah.
Hari-haripun berlalu, kami semakin sering saling melempar. Entah itu kertas, tip-ex, atau bahkan kapur! Ya, dia memang sangat jahil! Aku ingin sekali menjewernya, tapi lagi-lagi kalah saat melihatnya nyengir :D
Tak terasa, aku dan dia semakin dekat. Dia semakin sering memanggilku "Rin!" dan aku semakin sering tersenyum saat mendengarnya memanggilku. Dia juga ternyata seorang yang sangat menyenangkan, lucu. Dia selalu bisa membuatku tertawa dengan lelucon-leluconnya :)
Akhirnya, aku tau, sesuatu terjadi diantara kami. Kami merasa semakin 'rikuh' saat berdekatan. Semakin sering bertemu pandang dan selalu saling menghindari pandang setelahnya. Teman-teman sekelasku pun banyak yang sadar akan 'perubahan' ini, dan mereka pun melancarkan aksi "cieeee cieeee" saat kami berdekatan.
Aku pun bingung dengan semua hal baru ini.. Aku tak mengerti mengapa lelaki yang awalnya tidak aku sukai, malah semakin membuat jantungku berdebar tidak karuan. Akupun jadi rajin membaca majalah remaja dan akhirnya aku tahu bahwa aku sedang jatuh cinta :">
Sejujurnya, aku tak tau bagaimana perasaannya padaku. Tapi aku merasakan betapa berbedanya tatapannya padaku, perlakuannya.
Ada satu kejadian yang sangat kuingat sampai saat ini. Saat itu aku sedang mengalami suatu kejadian memalukan yang dialami oleh hampir semua remaja putri dimasa pubernya, yaitu "tembus". Akupun hanya diam di kelas,duduk di kursiku sementara seisi kelas keluar dan bermain. Dan, disanalah dia, duduk disampingku, menemaniku berbincang dan tertawa. Dia seperti sahabatku :) dan aku merasa nyaman bersamanya :)
Hubungan kami tetap baik.. Sampai saat itu tiba. Kejadiannya di masjid sekolah kami, selepas ashar (saat itu aku masuk shift siang). Kami berkumpul di latar masjid saat tiba-tiba teman-temannya meledek aku dan dia habis-habisan. Awalnya aku tak paham, mengapa mereka itu jahil sekali! x_x
Akupun mulai salah tingkah, mukaku memerah karena dia bersikap sangat aneh. Lalu akupun akhirnya lari ke kelas, mendahului mereka! Aku malu! x_x
Sejak kejadian itu, hubunganku dengannya menjadi renggang. Aku masih ingat sorot terluka di matanya saat menatapku di kelas selepas kejadian di masjid sekolah itu. Aku sebenarnya bingung, ada apa dengan kami! Ini hal baru bagiku, aku tak berpengalaman! x_x
Lama setelahnya, aku tau bahwa saat itu di masjid lepas ashar, dia ingin menyatakan perasaannya padaku. Namun dengan sikapku yang tiba-tiba berlari menjauh, dia menganggap bahwa aku menolaknya! :((
Akupun hanya bisa bersedih, namun tidak bisa berbuat apa-apa. Ini semua masih baru diduniaku.
Kami menjadi jauh, dan dia akhirnya menjalin hubungan dengan salah satu temanku. Akupun hanya bisa menangis :((
Namun, hubungan mereka ternyata tidak lama. Aku tidak tau mengapa.
Waktu berlalu, dan tiba saatnya libur kenaikan kelas. Aku ingat, saat itu tanggal 29 Agustus 1999.
Aku sedang berjalan-jalan bersama keluarga ke ITC mangga dua. Tiba-tiba aku merasa diperhatikan oleh seorang lelaki di belakangku. Saat itu, aku memang sangat cuek sehingga mengabaikannya. Sampai ketika lelaki yang kurasa memperhatikanku sejak tadi, berjalan di depanku. Akupun memandangnya. Sepertinya aku mengenali sosok tubuhnya. Dia jangkung dan rambutnya jabrik! (Hell yeah!)
Lelaki itupun berpaling dan ternyata itu adalah dia! Jantungku pun berpacu sangat kencang, selalu seperti saat aku bersamanya! Aku tidak bisa mengendalikan detak jantungku sendiri! Jantungku serasa ingin melompat keluar dari dadaku dan melarikan diri!
Lalu, akupun melakukan kesalahan bodoh yang kedua di dalam hidupku! Aku berlari! Aku berlari menghindarinya! Aku terus berlari, menaiki eskalator sampai aku menemukan tembok dan bisa bersembunyi. Aku tak tau apa alasan utamaku selalu berlari darinya. Saat itu aku hanya ingin menenangkan detak jantungku. Itu saja.
Saat aku mulai tenang, aku memberanikan diri melihat ke belakang.. Dan akupun melihat hal yang sangat mengejutkan! Dia mengejarku! Dia terlihat sedang berlari dan mencari-cari. Sampai akhirnya pandangan mata kami bertemu.
Dia melihatku dengan begitu intens.. Dia berjalan sambil menatapku, kami seolah tak dapat memalingkan pandangan dari satu sama lain. Lalu akhirnya dia sampai di tempatku berada. Kami masih saling menatap. Lidahku beku, aku tak sanggup berkata-kata, sungguh. Hal aneh yang terjadi, karena dulu, saat dikelas, kami hampir selalu mengobrol dan tak pernah kehabisan bahan pembicaraan! Namun saat itu, kami seolah bisu! x_x
Waktupun berlalu, akhirnya keluarga kami datang menghampiri kami dan kami harus berpisah jalan. Dia harus lurus, dan aku harus belok ke kiri. Namun, kami tetap saling memandang dan tak berbicara. Saat itulah aku kembali menangkap pandangan matanya yang terluka. Aku tak tau mengapa!
Aku begitu menantikan saatnya masuk sekolah, agar aku bisa kembali berbincang dengannya, menertawakan kebodohan kami di hari itu. Aku ingin bertemu dengannya!
Namun, apa yang terjadi sungguh diluar perkiraanku. Karena saat aku mencarinya, dia tidak ditemukan di kelas manapun. Aku mencari info kian kemari dan mendapatkan sebuah kenyataan bahwa ternyata ia telah pindah sekolah!
Kau tau apa yang terjadi? Aku seperti orang linglung. Seperti orang yang otaknya mati sementara. Seharian itu aku tidak terhubung dengan lingkungan sekitarku. Aku hanya memikirkan dia. Semua memori itu membanjiri pikiranku bagaikan air bah. Bagaimana sorot terluka di matanya saat terakhir kali kami berjumpa! Ternyata.......
Aku tidak pernah menyangka bahwa 29 Agustus 1999 adalah hari terakhir aku berjumpa dengannya. Dan saat itu aku memilih berlari darinya dan kehilangan kata??? Aku bodoh. Bodoh. BODOH!!
Jikalau aku tau bahwa itu adalah hari terakhir aku berjumpa dengannya, aku pasti akan memberanikan diri untuk menegurnya, bertanya akan pindah kemana dia, mungkin malah akan bertanya nomer teleponnya. Namun apa yang terjadi? Aku harus merasakan penyesalan yang begitu dalam karena menyia-nyiakan kesempatan.
Sampai saat ini, aku masih mengingat dengan jelas tentang dia. Juga penyesalan itu.
Dia adalah lelaki pertama yang pernah menggetarkan hatiku, juga membuatku mengerti isi hatiku. Dia juga yang membuatku belajar dari pengalaman, bagaimana saat hati tersentuh dan bagaimana bertanggung jawab atasnya.
Ya, dulu aku memang sangat pemalu. Aku malu mengakui bahwa aku menyukainya. Aku bahkan malu memikirkan bahwa mungkin saja dia juga merasakan hal yang sama. Aku bersikap tidak bertanggung jawab dengan lari dari semua perasaan itu. Perasaan yang indah.
Dan akupun membayarnya. Aku kehilangan cinta pertamaku.
Dia, yang bernama Dewanto Galih Pratama. Anak seorang Pilot dari sebuah maskapai yang tak kuketahui namanya. Dia anak satu-satunya. Dan ibunya sangat menyayanginya.
Aku harus berpisah dengannya tanpa pernah mengucapkan selamat tinggal.
Inilah pengakuanku tentang First Love.
(12 Mei 2011. 30 hari pengakuan)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment