Namun suatu saat, buah Apel menjadi langka lalu menghilang. Pohon-pohon Apel tidak sanggup lagi berbuah. Mereka menjadi kering dan mati perlahan. Orang yang menyukai Apel tentu merasa kehilangan. Ia pun merindukan buah Apel hampir setiap saat. Semua memori rasa buah Apel pun seolah membanjiri indra perasanya bahkan ketika buah itu tak ada. Rasanya semakin nyata. Baginya, buah Apel sungguh tak tergantikan.
Lalu, beberapa saat setelahnya ia mulai melihat buah Jeruk. Apel dan Jeruk sama-sama merupakan sumber Vitamin C. Namun Jeruk memang berbeda dari Apel. Apel lebih banyak mengandung antioksidan dan serat, sedangkan pada Jeruk kandungan vitamin C sangat berlimpah. Setelah mengenal buah jeruk, ia memutuskan untuk mulai mencoba buah Jeruk. Awalnya, rasanya berbeda namun kelamaan ia pun mulai menyukai Jeruk. Ia menyukai rasa asam dan manis pada jeruk dan mengagumi bagaimana bisa dua rasa yang jauh berbeda itu bisa bersatu. Baginya, itu seperti sebuah keajaiban. Lalu, ia semakin menyukai jeruk.
Ia bingung mengapa ia bisa menyukai Jeruk sedangkan ia masih benar-benar menyukai Apel dan masih akan tetap menyukainya mungkin sampai kapanpun. Tapi ia kemudian menjadi paham bahwa ia menyukai Jeruk bukan karena Apel telah tiada. Tapi karena ia memang menyukai Jeruk. Baginya, Jeruk telah menjadi spesial.
Namun tiada yang tau apa yang akan terjadi selanjutnya, jika suatu saat buah Apel kembali hadir. Akankah ia kembali mengkonsumsi Apel? Ataukah ia tetap setia pada Jeruk?
What do you think?
No comments:
Post a Comment